Pembuatan Dan Uji Aktivitas Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619
Pendahuluan
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO) dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan dan sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan krim berbasis minyak kelapa murni dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap dua bakteri patogen: Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619. Krim ini diharapkan dapat memberikan alternatif alami untuk pengendalian infeksi kulit.
Metodologi
1. Persiapan Minyak Kelapa Murni
- Ekstraksi VCO: Minyak kelapa murni diekstraksi dari daging kelapa segar dengan metode dingin atau menggunakan teknik pemerasan yang minim panas. VCO yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang tinggi, tanpa kontaminasi.
2. Formulasi Krim Minyak Kelapa
- Bahan-bahan Krim: Bahan-bahan utama untuk krim termasuk VCO, bahan pengemulsi (seperti cetyl alcohol atau stearyl alcohol), dan bahan tambahan lain (seperti air, pengental, dan pengawet jika diperlukan).
- Metode Pembuatan:
- Pelelehan dan Pengadukan: Bahan-bahan pengemulsi dipanaskan dan dilelehkan. VCO ditambahkan ke campuran ini dan diaduk hingga homogen.
- Pendinginan dan Pengemasan: Setelah pencampuran, krim didinginkan dan dikemas dalam wadah steril.
3. Uji Aktivitas Antibakteri
- Persiapan Kultur Bakteri: Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619 diinkubasi dalam medium pertumbuhan yang sesuai hingga mencapai fase logaritmik.
- Pengujian Disk Diffusion (Kirby-Bauer Test):
- Pembuatan Suspensi Bakteri: Suspensi bakteri dibuat dan diinokulasi pada media agar (misalnya agar Mueller-Hinton).
- Penempatan Disk: Disk yang telah direndam dalam krim minyak kelapa murni diletakkan pada permukaan agar yang telah diinokulasi. Kontrol positif dan negatif juga disertakan untuk perbandingan.
- Inkubasi: Media agar diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
- Pengukuran Zona Hambat: Diameter zona hambat diukur untuk menilai aktivitas antibakteri krim. Zona hambat yang lebih besar menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih baik.
4. Uji Stabilitas Krim
- Uji Fisikokimia: Stabilitas krim diuji dengan mengevaluasi perubahan pH, warna, dan tekstur selama periode penyimpanan tertentu.
- Uji Mikroba: Krim diuji untuk keberadaan mikroba patogen untuk memastikan bahwa produk tetap aman digunakan.
Hasil dan Diskusi
1. Karakteristik Krim
- Penampilan dan Tekstur: Krim minyak kelapa murni dihasilkan dengan tekstur yang halus dan stabil, sesuai dengan standar formulasi kosmetik.
- Stabilitas: Krim menunjukkan kestabilan yang baik dalam hal pH, warna, dan tekstur selama periode penyimpanan yang diuji.
2. Aktivitas Antibakteri
- Hasil Pengujian Disk Diffusion:
- Staphylococcus aureus ATCC 29737: Krim minyak kelapa murni menunjukkan zona hambat yang signifikan terhadap Staphylococcus aureus, menandakan aktivitas antibakteri.
- Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619: Krim juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa, meskipun ukuran zona hambat mungkin lebih kecil dibandingkan dengan Staphylococcus aureus.
- Perbandingan dengan Kontrol: Krim minyak kelapa murni dibandingkan dengan kontrol positif (misalnya antibiotik) untuk menentukan efektivitas relatifnya.
Kesimpulan Krim berbasis minyak kelapa murni (VCO) menunjukkan potensi sebagai agen antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Krim ini memiliki stabilitas yang baik dan dapat digunakan sebagai alternatif alami untuk pengendalian infeksi kulit. Aktivitas antibakteri VCO menggarisbawahi manfaat potensial dari minyak kelapa dalam formulasi produk perawatan kulit.